Nosel Injektor merupakan piranti vital pada system injeksi bahan
baker. Gejala mesin kasar, ngelitik sampai tenaga loyo merupakan
kompresi kalau performa injector kurang maksimal. “Selama belum ada
bocor, jarumnya tidak rusak dan resistensinya masih bagus, berarti
injector masih bisa dipakai. Bisa diservis kok,” ujar Taqwa Suryo
Swasono, pemilik bengkel GARDEEN SPEED di Cilandak, Jakarta selatan.
Proses servis injector bisa dibedakan menjadi dua tahap utama, yaitu
pengetesan dan pembersihan. Jadi, tak bisa asal dibersihkan saja.
Sebelumnya harus melewati prosedur pengetesan untuk mengetahui kelayakan
pakai.
“Ada empat tahap pengetesan injector,” lanjut Taqwa. Pertama adalah
tes leakage atau kebocoran, dilanjutkan tes spray pattern alias pola
semprotan nosel. Lantas injector bakal diukur kemampuan mengalirkan
bahan baker (flow test) dan terakhir akan dilakukan simulasi pemakaian.
Pembersihan juga dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang menumpuk
di nosel. Biar lebih jelas, yuk kita simak keempat proses tes dan satu
tahap pembersihannya.
1. LEAKAGE TEST
Maksud dari test ini adalah mengetahui apakah ada kebocoran (leakage)
baik dari bodi injector maupun pada jarum di noselnya.”Injektor harus
tidak boleh bocor sama sekali,”wantinya. Kalau bocor di bodi, bahaya
buat mesin karena bahan baker bisa menetes ke bagian luar mesin. Bisa
kebakaran, tuh! Sedangkan kalau jarum noselnya bocor, bensin bakal terus
mengocor meski injector menutup.
Tekanan bahan baker keseluruhanpun bakal ngedrop. Tes ini dilakukan
dalam keadaan nosel tertutup (tidak dialiri arus listrik). Kalau pada
tes ini lolos, atau tidak ada kebocoran maka injector bisa dipakai.
Teteapi kalau ada bocor sedikit saja, injector wajib diganti.
2. SPRAY TEST
Dari tes ini diketahui pola penyemprotan injector.”Pengabutan bahan
bakarnya harus bagus.” Ada beberapa pola yang bisa terdeteksi (lihat
skema). Pola terbaik adalah yang paling kiri. Artinya bensin dikabutkan
sempurna.
Kalau yang telihat di tengah atau paling kanan, berarti ada
penyumbatan. Titik penyumbatannya bisa dilihat dari pola yang terjadi.
Bisa saja penyumbatannya di bagian pinggir, sehingga bensin hanya
“kencing” sedikit di bagian tengah.
Setiap mobil memiliki pola semprotan yang berbeda.”Delapan puluh
persen kendaraan yang punya pola standar seperti yang paling kiri.
Sisanya punya pola standar seperti yang paling kanan, misalnya
BMW,”lanjut Taqwa. Dengan diketahui adanya penyumbatan, maka bisa coba
dilakukan pembersihan.
3. FLOW TEST
Kemampuan total injector bakal teruji pada test ini. Maka sebaiknya
mengetahui kapasitas standar yang diukur dalam satuan cc/menit. Untuk
itu, injector akan dibuka (diberi arus untuk membuka jarum nosel) dan
dialiri bahan baker (dengan tekanan tertentu) selama 15 detik. Lantas
alirannya diukur apakah sesuai dengan kapastias standarnya.
Variabel pengetesan bisa berbeda untuk tiap mobil. Misalnya injector
mesin 4G63 milik Mitsubishi Eterna berkapasitas 240 cc.menit. Artinya
selama 15 detik, alat ini harus mengalirkan 60 cc bensin.
Sedangkan tekanan bahan baker saat tes biasanya dipatok 5 bar, lebih
tingi dengan kondisi mesin (sekitar 3-4 bar). Resistance (tahanan)
injector pun diukur apakah masih sesuai dengan standar.
Dari tes ini, bakal diketahui apakah kemampuan injector merata untuk
tiap silinder. Sebab saat pertama diukur, flownya bisa berbeda-beda.
Mesin pun bisa kasar, tidak bertenaga dan gampang ngelitik.
Setelah dibersihkan pun tes ini dilakukan kembali. Tak lain untuk
mengecek apakah pembersihan yang dilakukan cukup efektif. Apakah
kemampuannya kembali normal dan merata pada tiap silinder. Angka
pengukuran berbeda masih bisa diterima untuk pemakaian harian, asal
deviasinya tidak terlalu besar.
4. SIMULASI
Tahap ini diperlukan untuk memantau kinerja injector pada waktu
dipakai. Sehingga perlu simulasi kondisi mesin. Aliran bensin diukur
untuk tekanan dan putaran mesin berbeda.”Meski jarang terjadi, bisa saja
injector bagus pada 1.000 rpm tetapi pada 2.000 rpm jelek,”terangnya.
5. PEMBERSIHAN
Kalau diyakini masih bisa dipakai alias tidak bocor, injector bisa
dibersihkan. Ada dua metode pembersihan, pertama dengan cara liquid
cleaing. Caranya dengan menggunakan cairan khusus yang dialirkan terus
menerus (injector dalam kondisi terbuka) untuk mengikis kotoran. “Kalau
cara itu nggak mempan, baru pakai ultrasonic cleaning,”beber Taqwa.
Injektor direndam dalam wadah dengan cairan khusus juga. Lantas peranti
itu dialirkan listrik untuk membuka tutup secara periodic.
Sementara pada cairan diberi gelombang getaran ultrasonic untuk
mengikis endapan. Cara ini terbukti amph untuk mengembalikan performa
mesin. Ketimbang membeli injector baru berharga jutaan rupiah, mending
diservis. Biayanya sekitar Rp. 125 ribu per injector.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar